20 Maret, 2010
Hiro-ku Sayang...
Hiro..
Dia lahir 11 Februari 2009. Awalnya saya tidak pernah menginginkan dia ada, karena saya masih merasa memiliki Kucluk. Hiro datang juga akhirnya ke rumah, waktu itu Bapak yang mengantarkan dia datang. Ketika dia datang, saya tidak begitu peduli dengan kehadirannya. Hanya anggota keluarga yang sibuk menyambut kedatangan Hiro. Saya kurang suka dengan kulit pucatnya.
Hampir satu bulan sudah Hiro ada di rumah. Tapi saya masih belum juga menyentuhnya. Kakak pertama saya yang sering kemana - mana membawa dia.
Setelah itu, dengan setengah terpaksa, akhirnya saya membawa juga Hiro pergi keluar rumah. Ke kantor, Jalan - jalan, pergi kencan, nganter nyokap belanja, kemana - mana lah.
Dan saya akhirnya bisa juga menyesuaikan diri dengannya.
Saya pikir Hiro mengerti perasaan saya. Kadang dia ngadat ketika ada orang lain membawanya pergi. Dia juga sering mengeluarkan suara aneh ketika saya membawa orang lain yang saya tidak suka.
Oia, dia juga menemani saya ke Pulang pergi Jakarta - Bogor - Karawang. Sepanajang jalan Hiro dengan semangat menemani. Dan dia tidak mengeluh meski seharian kita di jalanan.
Sekarang saya pikir Hiro itu mengerti yang ada di hati saya. Ketika hati saya sedang sedih. Dia juga mengeluarkan suara decit yang bikin sebel telinga.
Tapi kalau saya sedang gembira, Hiro tidak pernah sedikit pun buat hati saya kesal. Dia lancar saja menemani kemana pun.
Untuk Hiro. Terima kasih untuk menemani saya kemanapun. Maaf jika saya malas sekali memandikan dirimu. Saya juga suka cuek jika dirimu habis hujan - hujanan. Tapi yakin deh, saya memang sayang kok sama kamu.
PS : Kemarin waktu kamu ultah. Saya lupa jika harus ke Samsat. Jadi kena denda deh.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar