Sugi's Words
Free your self !!!!!!!!!!
09 April, 2016
Bintang Jatuh
29 April, 2015
Makin tua
26 April, 2015
Ketika saya pergi ke Inggris
03 Desember, 2014
Nothing's Star
10 Januari, 2013
Memilih rasa, rasa luka..
Saya sebenarnya tidak suka dengan perasaan yang muncul tiba-tiba setelah sekian tahun tertimbun dengan baik dan tak seorang pun berhasil menemukan kuburan rasa ini.
Saya tidak suka rasa ini, rasa jatuh cinta! Iya, jatuh cinta,
Harusnya saya bahagia ya dengan perasaan ini, masalahnya sekarang saya tidak sendirian, dan dia tiba-tiba hadir membawakan sekop untuk membuka timbunan damai itu.
Setelah bertahun saya merasa baik-baik saja, bahkan saya sudah berani untuk melongok kembali harinya di jejaring sosial. Dan kenapa perasaan ini malah datang dan merusak hati?
Tanya tukang roti bakar yang lewat!
Saya juga tidak bisa dan harus menjaga perasaan banyak orang demi sebuah kata moral.
Sebenarnya banyak orang yang bisa jadi pilihan untuk dipikirkan hari ini. Nah kenapa dia coba yang seharian ini bolak balik di otak bodoh ini?
Bukannya sudah tahu, kalo memikirkan orang ini, ya gak akan ada akhir juntrungannya kemana, mau dibawa kemana juga tetap judulnya kacau, luka!
Dia yang tidak pernah berubah dengan isi kepalanya, saya juga yang tidak pernah berubah jika menyangkut urusan hati dengan dia. Jadi berubah menyebalkan, dan memikirkan hal remeh temeh yang kalo dibahas juga titik temunya cuma satu, BASI!
Berkali berdoa semoga dengan ini, saya bisa jadi pribadi yang lebih baik. Orang yang baik. Dimana ketika bertemu dia lagi, dia akan merasa rugi sudah hadir dan meninggalkan parit darah disini.
27 Oktober, 2012
Angin dan Banyu,
Angin, meski tak pernah kulihat lagi wajahmu, genggamanmu selalu terasa disela jariku, belaianmu selalu mengusap halus wajahku, dan kau biarkan aku terpeluk kesejukanmu,
Tapi kini kemana pun kucari, kau tak pernah lagi hadir, bencikah dirimu untuk menemuiku lagi?
Bertahun kemudian kutemukan banyu, yang bisa mengisi dahaga kesepian hatiku, membasuh wajah sedihku, menghujani hari panasku dan kemudian menenggelamkanku,
Kembali dalam kesendirian lagi
Untuk Ceu Wanda ~
24 Oktober, 2012
Mahluk sombong bernama Manusia
Sebagian Manusia terlalu sombong sebagai mahluk yang sama sama hidup dan berada diatas bumi. Padahal sejak awal Tuhan menghidupkan juga mahluk mahluk lain sebagai teman untuk menyeimbangkan hidup dan kehidupan diatas bumi ini.
Dan kemudian manusia merasa mahluk paling mulia diatas mahluk lainnya, mereka lupa bahwa mahluk lain penghuni bumi ini pun yang menjadikan diri mereka menjadi mereka saat ini.
Manusia merasa merekalah mahluk yang paling berkuasa atas hidup semua mahluk yang bernafas diatas bumi ini. Mereka melakukan eksplorasi besar-besaran atas permukaan dan isi bumi, mereka melakukan pembantaian besar-besaran untuk memenuhi nafsu lidah mereka.
Mereka lupa semua yang ada dimuka bumi ini saling terkait satu sama lain, seperti halnya efek dari kepakan sayap kupu-kupu yang menyebabkan angin badai.
Manusia menjarah hutan, menjarah laut, menjarah tanah, menjarah tempat hidup mahluk hidup lainnya, menjarah hidup banyak mahluk tuhan lain yang seharusnya bisa hidup berdampingan dengan harmonis.
Mereka kemudian memutuskan mahluk mana yang boleh hidup dan mana yang tidak berhak hidup di bumi ini.
Tuhan memang memberikan hak lebih untuk manusia agar memanfaatkan semua yang ada di permukaan tanah, didalam air, di kasat matanya udara. Tapi kemudian manusia menjadi rakus, menjadi egois, menjadi ingin superior dibanding mahluk lainnya, bahkan mereka tak segan untuk menghilangkan sesama dari kaumnya sendiri.
Saya yakin alam yang memang lebih pintar dari manusia akan melakukan tugasnya sendiri, alam kemudian akan menyembuhkan dirinya sendiri, akan menyesuaikan diri dengan setiap keadaan, meski kemudian cara mereka menyeimbangkan hidup adalah dengan mematikan semua yang hidup dan kemudian menghidupkan kembali kehidupan dengan cara yang sama seperti halnya miliaran tahun lalu. Dimana tak ada mahluk yang bernama manusia.