21 Maret, 2012

Mood Booster After Work

Yup, kalo udah berasa jenuh dengan rutinitas, biasanya saya emang butuh Mood Booster untuk tetap bisa bertahan. Karena JobDes atau kerjaan ga bisa kita ganti semau gw, perusahaan siapa pula sampe bisa gonta ganti JobDes yang kita mau, hohoho, maka rutinitas sebelum dan sesudah kerjalah yang saya ganti.  

Jadi, karena banyak jalan menuju Roma, begitu pula banyak rute yang bisa saya pilih untuk menuju dan kembali dari kantor. Sebenarnya yang paling banyak pilihan dan waktu luang yang paling enak sih memang rute menuju pulang ya, kalo rute untuk berangkat kantor sih tetep cari yang paling cepat.   Rute pulang dari kantor itu banyak sekali meski mungkin jarak tempuh akan lebih lama dari rute biasanya, tapi justru dengan memilih rute-rute baru itu, banyak hal yang bisa saya jadikan Mood Booster. Biasanya saya tidak akan terburu-buru dalam memacu kendaraan di rute baru ini, karena akan ada banyak pemandangan indah sepanjang jalan yang bisa untuk dijadikan ajang cuci mata dan bisa bikin mesem-mesem sendiri. Dan akan ada ditemukan tukang jajanan pinggir jalan yang menjual makanan yang ga biasa saya temui, dan itulah saatnya saya berhenti dan jajan disana, hohoho. Atau kalo memang tidak menemukan tukang jajanan yang asyik, maka saya akan mampir di mini market yang ada dan menikmati cemilan di depan mini market itu atau cari tempat yang rindang dan enak untuk duduk-duduk sambil nongkrong dan menghabiskan cemilan itu. Tapi beneran dah, tiap kali coba rute baru, pasti ada saja tempat yang enak untuk berhenti. Coba deh.  

Tapi kalo lagi ada uang lebih dan punya waktu luang yang panjang, biasanya acara ngopi-ngopi cantik juga kadang jadi pelampiasan untuk Mood Booster. Apalagi kalo sudah banyak buku atau tulisan favorit yang belum juga tersentuh padahal judah disimpan lama untuk dibaca. Maka ngopi-ngopi cantiklah yang saya pilih sore pulang kerja.  

Tempat favorit untuk ngopi cantik sore-sore di sini biasanya saya pilih Es Teler 77, karena kalo weekday selalu lengang dan enak untuk dikunjungi untuk saya yang lebih nyaman sendirian. Mungkin juga karena saya suka dengan menu tape bakarnya meski sering banget itu tape bakar absen di sana dan saya terpaksa harus menggantinya dengan pisang bakar atau roti bakar untuk menemani Milo hangatnya.  

Untuk gerai kopi sebenarnya di sini juga ada sih yang enak, di food-fest nya Resinda, tapi itu gerai kopi entah mengapa selalu penuh dengan abege-abege cokin yang gerombolan, yang gerombolan ceweknya sibuk dengan jejeritan dan gerombolan cowoknya sibuk cekakan. Dan jadi berasa tua-nya juga sih kalo kesana, hahaha.  

Oh iya, kalo untuk tempat yang nyaman dikunjungi baik hari kerja ataupun akhir pekan, dan jarang sekali pengunjung yang makan di tempat, tempat itu ada di samping Holland Bakery di tuparev, Dunkin Donut! Di sini mau duduk berapa jam juga bisa tetep anteng karena banyaknya pengunjung yang take away. Hanya saja minus sofa ya di sini. Tapi dijamin sepi!   Nah kalo udah melakukan cara-cara tadi, biasanya mood kembali naik bagus, apalagi setelah baca-baca tulisan atau buku yang bisa memotivasi diri dan membuat sadar bahwa banyak hal yang bisa membuat hidup ini indah dan menemukan bahagia dari diri dan sekitar kita, yang ga usah dicari karena ternyata udah ada di dekat kita.  

Sekarang saatnya istirahat, tetep semangat dan jangan lupa senyum ya untuk hari ini.

Terima kasih untuk nafas dan kesehatan dan kebahagiaan hari ini.

Amiin.

04 Maret, 2012

Mimpi Sesudah Mati...

Saya baru saja kehilangaan seorang sahabat seminggu yang lalu. Dia meninggal setelah harus mendekam satu minggu di Rumah Sakit, dia lebih muda dari saya, harusnya dia bisa tinggal lebih lama di dunia yang palsu ini kan ?

Semasa beliau hidup, dia banyak sekali memiliki mimpi dan selalu menggebu - gebu jika sudah mendiskusikan dan menjelaskan semua hal tentang mimpi - mimpinya itu.

Semua mimpi dan harapan dia, bertentangan terbalik dengan harapan keluarganya. Sebagai anak laki - laki satu - satunya, keluarganya berharap banyak terhadap dia. Dia lah yang nantinya diharapkan akan membawa dan meneruskan nama baik keluarga.

Oleh karena itu, selama ini dia tidak pernah menceritakan mimpi-mimpinya itu terhadap keluarganya, harapan dia yang hampir membuncah karena dia pikir sudah banyak sekali ide di kepalanya yang harus dia tuangkan di alam nyata ini. Berkali-kali dia ajak saya untuk membantu mewujudkannya, saya harap saya bisa mewujudkannya tiap kali dia mengemukakan hal itu, tapi sekali lagi masalah dana yang tetap jadi kendala.

Dan hingga kemarin dia terbaring di rumah sakit, dia tetap menggenggam mimpi-mimpi itu erat-erat.

Hingga detik itu tiba, dan entah darimana keluarganya tahu mengenai mimpi-mimpi itu. Mereka berteriak dan memohon agar mimpi itu bisa terwujud.

kenapa ya ketika dia masih sehat dan masih berada di alam penuh dusta ini mereka justru jadi orang yang terang-terangan menentang dia, dan kemudian berubah berbalik ketika tahu bahwa mimpi itu ikut terkubur disana, di dalam tanah itu bersama dia.

Kenapa tidak berusaha ketika dia masih ada,